Minggu, 15 Agustus 2010

SANGKAN PARAN DUMADI


'Sangkan' berarti asal, 'paran' berarti tujuan, dan 'dumadi' berarti makhluk, terutama manusia. Jadi, sangkan paran dumadi berarti asal dan tujuan hidup manusia.
Pandangan hidup jawa ini dapat dilihat dalam ungkapan yang terdapat dalam tembang Dhandanggula;

"Kawruhana sejatining urip
Manungsa urip ana ing donya
Prasasat mung mampir ngombe
Upama manuk mabur
Oncat saking kurunganeki
Ngendi pencokan benjang
Ywa kongsi kaliru
Upomo wong lunga sanja
Njan sinanjan nora wurung mesthi mulih
Mulih mula mulanira."

Artinya:

"Ketahuilah perihal hidup sejati
Manusia hidup di dunia
Ibarat hanya singgah untuk minum
Ibarat burung terbang
Lepas tinggalkan kurungan
Dimana nanti hinggap
Janganlah keliru
Ibarat orang bertandang
Saling tenggok toh akhirnya harus pulang
Pulang ke asal mula"

Dalam bait tembang jawa itu dikatakan bahwa hidup di dunia ini hanya sebentar, yaitu diibaratkan hanya singgah sebentar untuk minum. Karena itu orang jawa menyebut dunia ini sebagai alam madyapada, alam persinggahan yang terletak ditenggah antara alam purwa dan alam wasana. Tetapi alam purwa dan alam wasana pada hakikatnya adalah satu. Inilah makna yang dimaksud dalam bait terakhir "mulih mula mulanira", artinya kembali ke asal muasal.

"Saking pundit kawitane nguni
Manungsa kutu walang ataga
Kang gumelar ngalam kiye
Sayekti kabeh iku
Mesthi ana ingkang nganani
Yeku Kang Karya Jagad
Ingkang Maha Agung
Iku kang dadi sangkannya
Iya iku kang dadi paranireki
Sagunging kang dumadya".

Artinya:

"Darimana asal mulanya dulu
Manusia dan segala makhluk
Segala yang ada di alam ini
Sebenarnyalah semua itu
Pasti ada yang mengadakan
Yaitu pencipta alam semesta
Tuhan Yang Maha Agung
Itulah asal mula
Dan itulah pula tujuan akhir
Dari semua yang ada

Bait pertama menggambarkan singkatnya waktu hidup manusia, yaitu beberapa puluh tahun, suatu waktu yang sangat singkat dibandingkan dengan kontinum yang abadi. Inilah yang dimaksud dengan 'prasasat mung mampir ngombe'.

Sebagai pandangan hidup, sangkan paran dumadi itu tentu saja sangat mempengaruhi kehidupan orang jawa yang akan menjawab pertanyaan bagaimana manusia berhadapan dengan hakikatnya yang sebenarnya. Lalu apa atau ciapa sech hakikat manusia yang sejatinya…???
Silakan melakukan eksplorasi sendiri ke dalam diri masing-masing ya… Semoga bisa mencapai kestabilan batin yang gembira secara permanen. Wakakakakak… tentu saja perjalanan batin adalah perjalanan sunyi yang harus dilakukan sendiri-sendiri, tidak bisa… tidak dapat diwakilkan oleh orang lain.

Pandangan hidup jawa ini membuka jalan untuk masuk ke dalam batin sendiri. Dan semakin dalam kita masuk, maka kita akan semakin menyadari dasar illahi keakuan kita sendiri dan persatuan kita dengan semua makhluk… dengan semesta. Bagi orang jawa hal ini bukanlah merupakan teori klenik, tetapi berarti ia sungguh sampai pada suatu pengalaman yang lebih mendalam tentang diri-Nya sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar